Abstrak merupakan genre terpenting dalam perkembangan modern art di abad 20. Berfokus pada komposisi warna, bentuk, tanpa batasan realita sehingga sang artis dengan bebas mengeluarkan segala ekspresi dan ide dalam karyanya.
Ahmad Sadali memulai perjalanan seninya ketika Institut Teknologi bandung (ITB) masih bernama Fakultas Teknik Universitas Indonesia, sebagai murid pertama dari Ries Mulder. Setelah lulus beliau mendapat beasiswa untuk belajar di University of Iowa dan New York Art Student League hingga mendapat gelar professor. Dalam karir seninya Ahmad Sadali diangkat menjadi dosen hingga menjadi pembantu rektor di ITB.
Ditambah lagi Beliau mendirikan Universitas Islam Bandung pada tahun 1958. Murid-muridnya antara lain adalah Srihadi Soedarsono dan Umi Dachlan terlebih dari itu beliau juga mempengaruhi seniman seperti G. Sidharta, A.D Pirous, Sunaryo dan masih banyak lagi. Karya-karya nya dikoleksi oleh Galeri Nasional Indonesia dan juga Galeri Nasional Singapura.
Ahmad Sadali disebut sebagai pencetus seni abstrak di bandung pada tahun 1953 (diambil dari buku “Seni Lukis Indonesia Baru”. Perkembangan karya-karyanya juga dicatat sebagai berikut.
“Ahmad Sadali pada tahun 1963 meninggalkan abstrak geometris. Kanvasnya memperlihatkan warna-warna cemerlang yang lebar-lebar dan tidak menggambarkan objek apapun. Dalam perkembangannya kemudian, kanvas Sadali menyuguhkan warna-warna yang lebih redup seperti warna tanah oker, biru dalam dan hitam. Tekstur memang perang penting. Tekstur ini tampak seolah-olah terjadi oleh bermacam-macam tenaga dan proses dalam alam; penegangan dan pengerutan, peretakan dan pemecahan, pengelupasan dan penyobekan, pengikisan dan pelapukan, proses menua dan menghancur.”
Seperti pada karya berikut dimana seluruh karakteristik Sadali ditunjukkan. Dimulai dari bentuk bentuk geometris pada karya ini terdapat bentuk persegi panjang yang disusun secara memanjang dan melebar. Warna- warna gelap favorit nya terdapat pada beberapa tempat. pada background dengan warna dasar coklat tua yang kemudian digradasikan dengan warna coklat lain pada setiap sudut, lalu terdapat warna hitam pada tengah karya untuk menonjolkan bentuk bentuk geometris.
Dalam setiap karya beliau selalu terdapat kedalam tekstur pada karya ini hal tersebut ditunjukkan dengan menggunakan pasir pada setiap persegi panjang tidak hanya itu lalu pasir tersebut di ditimbun dengan cat dengan warna biru tosca untuk memberi kontras Karya ini lalu di lengkapi dengan warna prada atau emas yang menjadi identitas beliau.
Untuk menginterpretasikan karya Sadali kita harus menyadari bahwa karya beliau penuh dengan simbol dan dapat diartikan dengan berbagai makna, mengambil kutipan dari tulisan galeri nasional mengenai salah satu karya beliau “Sebagai pelukis abstrak murni, Sadali memang telah lepas dari representasi bentuk-bentuk alam. Namun demikian, dalam bahasa visual semua bentuk yang dihadirkan seniman dapat dibaca dengan berbagai tingkatan penafsiran.”
Sehingga untuk menginterpretasikan atau memahami karya ini bisa berbeda-beda sesuai dengan referensi masing-masing.