Lee Man Fong, seorang seniman kelahiran Cina-Indonesia, telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam perkembangan seni rupa di Indonesia. Dikenal sebagai salah satu seniman ternama pada masanya, Lee Man Fong dianggap sebagai salah satu pelopor seni lukis modern di Indonesia. Keahliannya dalam memadukan gaya Timur dan Barat menghasilkan karya-karya yang unik dan mengesankan.
Presiden Soekarno, tokoh penting dalam sejarah Indonesia, mempercayakan Lee Man Fong untuk membuat sebuah buku koleksi karya seni dari lukisan hingga patung yang dihasilkan oleh Presiden Soekarno sendiri. Hal ini menunjukkan pengakuan yang tinggi terhadap kemampuan seniman ini dalam mengabadikan keindahan melalui karya-karyanya.
Lee Man Fong mengawali perjalanan seninya di Singapura sebelum mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studinya di Belanda. Pengalamannya ini memberikan pengaruh yang kuat dalam perkembangan gaya seni lukisnya. Dalam setiap karyanya, Lee Man Fong berhasil menggabungkan unsur-unsur Timur dan Barat sehingga menciptakan gaya yang khas dan menarik.
Salah satu karya terkenal Lee Man Fong adalah "Menenun" yang dibuat pada tahun 1955. Dalam lukisan ini, seorang wanita digambarkan sedang duduk menenun dengan menggunakan alat tradisional. Gaya impresionis dominan terlihat jelas dengan penggunaan warna yang kontras dan goresan yang spontan. Lee Man Fong mampu menangkap detail-detail penting seperti gerakan tangan, ekspresi wajah penuh konsentrasi, dan bahkan kursi tempat wanita tersebut duduk.
"Reclining Nude" adalah karya lainnya yang menunjukkan gaya impresionis yang khas pada Lee Man Fong. Dalam lukisan ini, goresan-goresan spontan menggambarkan batas antara latar belakang dengan subjek utama, yaitu seorang wanita yang sedang berbaring. Detail-detail halus terlihat pada lekukan kain dan bagian belakang lukisan, termasuk rambut, telinga, mata, dan hidung sang wanita.
Dalam kedua lukisan ini, Lee Man Fong menampilkan salah satu objek favoritnya, yaitu ikan mas. Ikan mas memiliki simbolik keberuntungan dan sering dipelihara di akuarium rumah karena ukurannya yang relatif kecil. Warna-warna khas latar belakang Lee Man Fong, seperti coklat muda dan kuning keemasan, turut menghiasi kedua lukisan tersebut.
Pada lukisan dengan judul "Ikan Mas dalam Pasangan," batu dan tanaman di latar belakang digambarkan dengan teknik Chinese ink. Sementara itu, ikan-ikan tersebut diberikan goresan yang luwes dan tipis, terutama pada sirip dan ekor, untuk menunjukkan gerakan.
Pada lukisan dengan judul "Ikan Mas dengan Enam Ekor," gaya yang serupa terlihat. Batu dan tanaman juga digambar dengan teknik Chinese ink, sementara ikan-ikan tersebut diberikan detail yang lebih rinci, mulai dari sisik, sirip, hingga ekor dengan variasi ketebalan goresan yang memberikan kesan gerakan. Kedalaman diwujudkan dalam lukisan ini dengan cara Lee Man Fong menggambarkan setiap ikan secara berbeda, baik dari segi warna, posisi, maupun gerakan. Ia menciptakan suatu keunikan dengan memberikan detail yang jelas pada ikan yang berada di depan, sedangkan ikan-ikan yang berada di belakang diberikan siluet yang hanya memberikan kesan secara keseluruhan.
Karya-karya Lee Man Fong menggambarkan kepiawaiannya dalam menggabungkan elemen-elemen Timur dan Barat dalam seni lukis. Pengaruh impresionisme dalam gaya melukisnya memberikan kesan yang kuat dalam setiap karyanya. Melalui keunikan tersebut, Lee Man Fong telah menciptakan warisan seni yang tak terlupakan dalam sejarah seni rupa Indonesia.